-160213-
Hari Minggu pagi sekitar pukul 07.15 seusai mandi dan mencuci baju, dan berpamitan dengan ibu kost, aku dan mbak berangkat menuju ke kost mbak yang lama di Gamping, Yogyakarta. Jalan masih terlihat lengang maka ku tancap gas motor mio berwarna biru dengan kecepatan yang lumayan seperti pembalap Valentino Rossi (mulai lebay, kala-kala). Wah, ternyata jalan di Jogja masih tertutup abu tebal letusan gunung Kelud lusa kemarin (maklum tadi malam tidak hujan). Meskipun sudah memakai masker dan menutup helm, namun mata tetap kelilipan abu yang terbang terkena angin. Akhirnya aku minta mbak untuk gantian mengendarai karena mataku pedih. Tak berapa lama perut ini keroncongan, sampai lupa tadi belum sarapan. Menemukan warung soto di kiri jalan, mbak memarkir motor dan langsung memesan soto sapi dengan harga lumayan mahal namun porsi tak mengenyangkan, itu pun ditambah penantian lama sampai sepasang kekasih yang duduk di hadapanku dan mbak memutuskan pergi, mungkin dari kejadian itu pemilik warung merasa bersalah dan tak berapa lama kemudian soto yang kami pesan datang. Setelah perut keganjal makanan, kami melanjutkan perjalanan. Sampai di kost mbak sekitar pukul 09.25, beres-beres kamar lalu mbak pergi karena ada keperluan sedangkan aku tetap di kost sendirian. Menanti lama akhirnya ba’da Dhuhur mbak pulang. Ba’da Asharnya aku dan mbak pergi keluar mencari menu incaran kami sejak lama, yaitu karbonara, makanan khas Belanda yang ada di Roti Papi, satu kompleks dengan An/Or Bookstore. Tak lupa pula mbak dengan tugasnya, yaitu menempelkan brosur (berisi lowongan kerja sebagai tentor di tempat bimbelnya) di mading masjid UNY, yang letaknya tak terlalu jauh dari tempat tujuan kami. Ternyata sudah menempuh jarak jauh dari kost ke tujuan, eh malah tutup, ya sudahlah. Perut yang belum terisi makanan sejak tadi siang memaksa kami mencari alternatif lain, mengelilingi jalan Jogja dari Timur ke Barat sampailah kami di rumah makan gudeg. Wow.. nasinya banyaknyoon.. hitung-hitung seimbang dengan kelaparan kami tadi, hihi. Nasi gudeg dengan porsi besar itu pun habis tanpa sisa di hadapanku, dengan segelas teh yang hanya tersisa gelasnya saja. Setelah kenyang, kami membeli martabak untuk cemilan nanti malam (takut lapar melanda, hihi). Malamnya, kami packing dan tidur lebih awal.
Keesokan harinya (17/02), ba’da Subuh sekitar pukul 06.00 dan belum mandi, aku dan mbak berangkat kembali ke Blabak dengan satu kardus, satu tas jinjing besar, satu tas kresek, dan satu tas punggung, wow. Sampai di kost baru (di Blabak) sekitar pukul 07.30 kami langsung bergantian untuk mandi dan mencuci. Pukul 10.30 kami dilanda kelaparan (maklum tadi pagi hanya minum susu dan makan martabak yang dibeli sore lalu, hehe), maka dari itu mbak mengajakku untuk bersiap-siap berangkat ke tempat bimbel, pukul 11.15 kami pun berangkat sembari mencari warung makan yang buka dan ketemunya lagi-lagi soto, menunggu agak lama akhirnya pesanan kami tiba, tak heran ketika soto yang masih panas datang kami langsung menyambarnya meskipun dengan menggigit lidah karena kepanasan, hihi. Setelah kenyang dengan cita rasa soto yang tak mengecewakan seperti kemarin, kami melanjutkan perjalanan ke tempat bimbel.
To be continued...
Sabtu, 28 Maret 2015
LIBURAN SEMESTER 3: #3 BOYONGAN DARI GAMPING KE BLABAK
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar