Aku
menyebutnya kutu karena dia menyerupai seekor kutu yang besar namun lebih
mengerikan. Tahukah kamu apa itu? Kalau belum tahu, akan aku kasih tahu
sedikit..
Ia bermetamorfosis tak sempurna, telur => nimfa
=> imago. Kalau masih ragu-ragu dengan jawaban yang sudah kamu pegang,
dengarkanlah pengalaman pribadiku ini..
Aku selalu dikejutkan oleh kutu tersebut, dimanapun dan kapanpun, selalu ia
menghantuiku, selalu ada kisah antara aku dan dia, kisah yang selalu membuatku
meringis ketakutan. Setiap ku coba beranikan diri dengannya, ia selalu menang
dan aku semakin takut padanya. Inilah kisahku dengan sang kutu raksasa.
Dulu, saat rumahku belum berubah, kisah pertama kali dimana aku takut atau
gilapen atau phobia (tapi tak berefek samping seperti gatal-gatal dan
sejenisnya yang dialami ketika phobia, hanya bahasa keren ^_^). Saat tengah
sore menjelang maghrib (sekitar jam 5an), seusai aku bangun dari tidurku, aku
merasa ada yang menggelitik di telapak kakiku dan sempat ku lihat ternyata itu
dia, si kutu raksasa yang mengerikan, sontak aku langsung menjerit dan
menghentak-hentakkan kakiku diatas kasur berharap dia jatuh dari telapak kakiku
dan aku langsung bangun, pergi menjauhi kamar, akhirnya diuruslah dia oleh
kedua orang tuaku. Itulah saat pertama membuatku takut sesaat padanya.
Yang kedua, ketika ada tetangga yang juga sahabatku sejak dini (rumahnya dulu
disamping rumahku) berkunjung ke rumahku untuk sekedar main, pada waktu malam
tiba-tiba ada seekor kutu raksasa yang nakal, itu belum menjadi masalah bagiku.
Namun ternyata dia membawa koloninya, semuanya panik dan sibuk sendiri untuk
mengatasi si kutu-kutu raksasa itu, ada yang di udara dan ada yang di darat.
Dan sempat aku menginjak salah satu dari mereka, si kutu, namun ia tak mati,
hanya menggelitik saja di telapak kakiku (lagi-lagi menggelitik) yang membuatku
sadar bahwa aku menginjaknya. Dalam hatiku bergumam, apa sekarang adalah
hari besar bagi kutu-kutu raksasa itu. Aneh memang, namun tak hanya untuk satu
kali itu saja, beberapa hari atau beberapa minggu mereka muncul lagi,
beterbangan kesana kemari, jalan-jalan bahkan lari-lari kesana kemari. Rasa
takutku meningkat beberapa derajat (memangnya suhu), maksudku meningkat beberapa
meter (memangnya jarak/ tinggi), emm.. ya intinya ketakutanku mencuat.
Yang selanjutnya, inilah saat yang paling aku tidak suka, saat-saat yang tak
pernah ku inginkan, saat-saat yang mungkin seharusnya tidak terjadi, namun
telah terjadi (Qadar). Disaat aku sendiri di dapur, aku melihat keatas, disitu
ada dia yang sudah tak asing lagi bagiku. Kali ini ku coba beranikan diri
mengusirnya (mumpung hanya seekor). Mataku berkeliling mencari sapu, berharap
menemukannya namun nihil hasilnya. Akhirnya ku beranikan diri dengan tangan
kosong, sedikit keraguan menyelimuti dan dag-dig-dug…… tiba-tiba ia jatuh dan
menjatuhiku, menempel di pipiku, aku megusap-ngusap pipiku dengan tanganku dan
lari menjauhi dapur dengan rasa gemetar yang hebat. Sejak itu aku tak pernah
berani lagi dengannya, aku mengaku kalah dengan ia, yang hanya sebesar ibu
jari. Dan pernah suatu malam ketika aku sedang lelap, aku merasa ada yang
berjalan keliling dipipiku, aku merasa mengenal gelitikan itu, tanganku telah
mengusap-usap pipi namun aku tak merasa menyentuh sesuatu itu, aku bingung saat
itu aku sedang nglindur atau hanya mimpi tapi seperti kenyataan. Hi……
Next, saat rumahku berubah aku sudah lupakan hal-hal tentang itu, berharap tak
pernah menemuinya lagi. Saat aku memasuki kamar, eh lah dalah muncul lagi
dengan gaya sok kalem (keadaan diam). Aku mencoba pergi namun ternyata kali ini
dia yang pergi tanpa menggangguku sedikit pun (sopan banget), untungnya aku
belum sempat berteriak. Lumayan lega, hanya lumayan belum sepenuhnya. Pernah
juga waktu praktikum biologi tentang mengukur respirasi pada hewan, disuruh
membawa salah satunya dia, yang paling aku takuti, aku hanya membawa
binatang-binatang kecil dan tentunya dia tak aku bawa, hanya anaknya saja
karena aku tak takut pada anaknya. Suatu ketika temanku membawa yang besar,
haduh.. tak hanya satu ekor lagi (bukan ekornya saja). Saat dia si kutu raksasa
akan diamati oleh temanku, eh.. dianya kabur, jalan-jaln di lantai, aku yang
melihatnya langsung panik tapi Alhamdulillah tanpa rasa belas kasihan dan penuh
percaya diri temanku langsung menginjaknya, hehe.. lucu, sampai pada ketawa
melihat tingkahnya, polos banget, seperti seorang balita yang belum mempunyai
dosa, padahal si kutu yang telah mati itu akan dijadikan bahan penelitian malah
sudah mati dahulu. (^_^)
Dan finally, inilah yang paling aneh menurutku, dari kejadian-kejadian
sebelumnya. Lama aku tak berjumpa dengannya, suatu malam (belum lama dari
penerbitan cerita ini, tadi malam hari Selasa, 27 Desember 2011) ketika
kebanyakan orang sudah terlelap, aku melihat lampu ruang tamu belum dimatikan,
aku bertanya pada bapak dan akhirnya aku menuju ruang tamu, duduk sebentar.
Belum ada 1 menit menurutku tiba-tiba ada yang muncul dari balik lemari kaca.
Itu dia... si kutu raksasa yang selama ini menghantuiku. Aku hanya memandang,
hatiku bimbang antara mengusirnya atau aku matikan lampu dan pergi, di tengah
pemikiranku tiba-tiba dia terbang mendekatiku dan mengejarku, tanpa pikir
panjang aku lari sambil minta tolong, arah tujuanku saat itu tangga dan aku
berhenti sejenak, duduk di tangga. Bapak yang mendengarku langsung mengurusinya
sambil heran melihat tingkahku, Alhamdulillah aku tak membangunkan Ibu, mbak
ataupun tetangga. Saat aku melihatnya, dia memang tampak mengejarku namun
pendaratannya tidak di bajuku (Alhamdulillah), dia meleset ke arah samping dan
mendarat di lantai. Nampaknya dia memang tak dapat terbang menempuh jarak yang
jauh (itu argumenku karena aku melihatnya tak hanya untuk satu kali). Aku tidak
suka padanya, astaghfirullah.. maksudku bukan tidak suka pada ciptaan-Nya,
hanya saja selalu ada cerita tersendiri antara aku dengan ia, si kutu raksasa
yang mengerikan.
Itulah dia, si kutu raksasa yang mengerikan. Apa
sekarang kamu yakin dengan jawabanmu? Sekali lagi, nampaknya dia banyak menjadi
ketakutan bagi seseorang yang memang penakut. Ia memiliki 2 antena di
kepalanya, saat menjadi nimfa dia berwarna abu-abu dan belum dapat terbang,
kakinya seperti kaki belalang, penuh dengan duri-duri atau apa namanya aku
belum tahu.
Inilah dia,
bentuknya menyerupai kutu, namun raksasa dan mengerikan. Ya.. kecoa, dia yang
sering menghantuiku.
Sekarang cocokkan dengan jawabanmu tadi, true or
false..
Itu
ceritaku.. apa ceritamu? (^_^)
0 komentar:
Posting Komentar